PERJUANGAN SEORANG IBU



Selalu menarik setiap kali membahas tentang sosok makhluk Tuhan yang satu ini. Coba kita renungkan …..

Siapakah perempuan yang mampu berperan sebagai dokter, sekaligus koki, ahli gizi, merangkap guru bagi orang-orang tertentu? Siapa pula yang bersedia melakukan semua peran itu nyaris tanpa pernah meminta gaji atau imbalan? Sosok macam itulah yang hadir hampir di setiap keluarga, walau ia kadang tidak berada di sisi kita selamanya. Namun, kasihnya akan selalu menyertai langkah kita semua. Dari ia jugalah kita dilahirkan dan dibesarkan dengan segenap cinta. Beliau adalah tak lain seorang IBU.

Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang mulia.

Beliau adalah dokter pribadi yang merawat pasiennya tanpa kenal lelah dan tanpa bayaran. Kesembuhan pasien adalah bayaran tertinggi yang ia peroleh. Lain halnya ketika kita ke Rumah Sakit, tanpa uang muka, mana mungkin kita bisa diterima dengan lapang dada. Bahkan tidak sedikit orang yang terpaksa menahan sakit karenanya.

Ibu adalah guru sepanjang hayat, beliau mengajarkan kita muridnya semua norma kehidupan. Tidak lupa kita dibekali dengan keterampilan dasar seperti menyapu, mencuci, dll. Semenjak kita dilahirkan, ibu mengajarkan kita akan artinya kasih sayang dengan mencium anaknya. Ibu mengajarkan tentang hal yang baik dan buruk. Ketika kita kecil, beliau mengajarkan kita cara menulis, membaca, dan berhitung. Tidak pernah bosan beliau menurunkan ilmunya hingga kita mengerti. Sebagai guru beliau juga tidak pernah meminta bayaran seperti layaknya guru yang digaji.

 

Ibu juga berperan sebagai ahl nutrisi dan koki untuk anak-anaknya. Setiap hari, ketika mata terbuka beliau telah memikirkan mau makan apa hari ini. Setelah menyiapkan sarapan, apalagi untuk makan siang, begitu seterusnya. Mari kita ingat lagi apa menu hari ini? Selalu ada lebih dari satu macam lauk tersedia di meja. Semua adalah untuk pemenuhan gizi kita. Tidak ada seorang ibu yang tega menyediakan nasi putih saja jika kondisi keuangan masih mencukupi. Bahkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan seperti masa pandemic ini, ada banyak sekali ibu yang merelakan bagian makanannya demi untuk mengisi perut anaknya yang kelaparan.

Seorang ibu juga mampu menjadi “cleaning service” yang handal. Dimana semua pekerjaan rumah tangga mampu dilakukan dalam waktu bersamaan, seperti mencuci baju, menyapu, mengepel dan lain sebagainya. Semua beliau lakukan agar anaknya tetap sehat, bersih, dan nyaman bermain di rumah.

Bayi yang kedinginan akan berhenti menangis dalam dekapan sang Ibu. Ada kehangatan di sana. Ada kenyamanan dan cinta yang begitu besar yang dirasakan.

Ibu sejati tidak akan membiarkan anaknya kelaparan.

Ibu sejati akan selalu melindungi anaknya walau nyawa adalah taruhannya.

Kasih ibu tidak akan terlupakan sepanjang napas masih berhembus.

Cobalah kita renungkan bersama.

Apakah kita telah menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kita?

Apa pun profesi atau pekerjaan kita, hendaklah kita menanamkan jiwa seorang ‘ibu’ di dalam menunaikan tugas. Janganlah kita lupa dari mana asal kita dan oleh siapa kita dibesarkan.

 

Harta dan kedudukan kita dalam masyarakat tidak sebanding dengan jiwa besar ‘ibu’.

Apakah seorang ibu tega melihat anaknya dalam penderitaan sementara ia bersuka cita?

Renungkanlah ini.

Apakah Anda ingin menjadi “ibu” yang sukses atau “ibu” yang gagal? Apakah ibu yang dicintai atau sebaliknya?

Mulailah Anda menanamkan hati  ibu ini untuk pencapaian terbaik. Karena, saya yakin bahwa kita semua adalah sama.

 

Terakhir, ingatlah selalu kepada siapa  ibu akan mempertanggungjawabkan semua perbuatanya? Dan sebagai anak, sampai di mana tanggung jawab kita terhadap ibu?

Apakah keduanya telah kita laksanakan?

 

Salam ‘Pembelajar’. 

Comments

  1. “Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa apa, baik atau buruk.” - Sapardi Djoko Damono

    ReplyDelete
  2. Semoga bu Anys jadi Ibu yang sukses dan membanggakan.. ๐Ÿ’–

    ReplyDelete
  3. Tanggung jawab yang berar menjadi seorang Ibu.
    Luar biasa

    Sukses selalu bu Anys

    ReplyDelete
  4. Masya Allah, kerenn Bu Anys semangat

    ReplyDelete
  5. Setuju bu, ada yang bilang kalau sekarang kalian jadi seorang ibu dan kadang merasa gemes sama sikap anak, itu adalah cara Allah memperlihatkan perasaan ibu kita terhadap kita dulu, karena itu saya pribadi membiasakan saat kita emosi, sedih, sakit hati terhadap si anak,saya membiasakan istighfar dan berdoa untuk anak saya. satu lagi percaya tidak percaya kalau sakit meskipun sudah minum obat belum sembuh kalau belum di" pegang" sama mama๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  6. never ending love, that's mother's love

    ReplyDelete
  7. Masya Allah, mantul bu...bermakna. Sukses selalu ya Bu.

    ReplyDelete
  8. Puji Syukur kami kepada Ibu, karena kasih Ibu sepanjang masa dan tidak akan pernah tergantikan oleh waktu.
    Terima kasih kepada Ibu Anis yang sudah berjuang untuk pendidikan anak anak negri . Semangat Bu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam hormat terima kasih supportnya yaa๐Ÿ˜˜

      Delete
  9. Luar Biasa Bu Anys. Salam hormat kagem Ibu

    ReplyDelete
  10. Perjuangan ibu yang luar biasa..semoga senantiasa menginspirasi kita.

    ReplyDelete
  11. Perjuangan ibu yang luar biasa..semoga senantiasa menginspirasi kita.

    ReplyDelete
  12. Keren Bu anus.. semoga ibu selalu diberikan kesehatan, umur yg panjang dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Tetap semangat ya Bu anys

    ReplyDelete
  13. Sukses terus Bu Anis..๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  14. Terima kasih untuk tulisan nya yang menjadi motivasi agar selalu belajar menjadi ibu yang baik dan lebih baik lagi

    ReplyDelete
  15. sama sama barengan yaa sukses nyaaa

    ReplyDelete

Post a Comment